Be Specific About Books Conducive To Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah
Original Title: | Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah ISBN13 9789792268843 |
Edition Language: | Indonesian URL http://www.gramedia.com/buku-detail/84515/Garis-Batas |
Agustinus Wibowo
Paperback | Pages: 528 pages Rating: 4.25 | 1512 Users | 179 Reviews
Particularize Of Books Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah
Title | : | Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah |
Author | : | Agustinus Wibowo |
Book Format | : | Paperback |
Book Edition | : | Deluxe Edition |
Pages | : | Pages: 528 pages |
Published | : | April 14th 2011 by Gramedia Pustaka Utama |
Categories | : | Travel. Nonfiction. Asian Literature. Indonesian Literature |
Interpretation Supposing Books Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah
Penduduk desa Afghan setiap hari memandang ke “luar negeri” yang hanya selebar sungai jauhnya. Memandangi mobil-mobil melintas, tanpa pernah menikmati rasanya duduk dalam mobil. Mereka memandangi rumah-rumah cantik bak vila, sementara tinggal di dalam ruangan kumuh remang-remang yang terbuat dari batu dan lempung. Mereka memandangi gadis-gadis bercelana jins tertawa riang, sementara kaum perempuan mereka sendiri buta huruf dan tak bebas bepergian.Negeri seberang begitu indah, namun hanya fantasi. Fantasi yang sama membawa Agustinus Wibowo bertualang ke negeri-negeri Asia Tengah yang misterius. Tajikistan. Kirgizstan. Kazakhstan. Uzbekistan. Turkmenistan. Negeri-negeri yang namanya semua berakhiran "Stan". Perjalanan ini bukan hanya mengajak Anda mendaki gunung salju, menapaki padang rumput, menyerapi kemegahan khazanah tradisi dan kemilau peradaban Jalan Sutra, ataupun bernostalgia dengan simbol-simbol komunisme Uni Soviet, tetapi juga menguak misteri tentang takdir manusia yang terpisah dalam kotak-kotak garis batas.
Petualangan Agustinus Wibowo di buku ini seakan mengajak kita untuk masuk dan melihat sendiri tempat-tempat yang selama ini tersembunyi di peta dunia. – Andy F. Noya
(*)Sebagian tulisan pernah dimuat di www.kompas.com
Rating Of Books Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah
Ratings: 4.25 From 1512 Users | 179 ReviewsCritique Of Books Garis Batas: Perjalanan di Negeri-Negeri Asia Tengah
Apakah mungkin sebuah garis imajiner buatan manusia mampu menentukan nasib (sekelompok) manusia? Bagaikan garis takdir Tuhan, garis batas menentukan seluruh sendi kehidupan manusia. Berangkat dari pertanyaan itu sebagai tema sentral Agustinus Wibowo menyusun sebuah tulisan yang sangat menggugah berdasarkan perjalanannya menyusuri Asia Tengah, di negara-negara yang bahkan belum tertera di peta dunia ketika saya mempelajari peta dunia waktu sekolah dasar dulu.Dalam buku keduanya ini, AgustinusBuku ini bukan sekedar tentang perjalanan, bukan sekedar cerita tentang tempat-tempat yang indah, dan juga bukan hanya sekedar penjabaran tentang daerah-daerah yang belum kita ketahui.Buku ini mengajak kita kembali memaknai apa itu negara, apa itu bangsa, apa itu suku, apa itu agama. Buku ini mengajak kita sadar, bahwa keindahan di balik tembok, keajaiban di seberang sungai, kebebasan si sisi lain jembatan, atau kemewahan di ujung jalan sebelah sana, terkadang hanyalah fatamorgana yang membuat
Seperti duduk disamping penulis, mengembara ke negeri-negeri misterius. Membaca buku ini membuat hidup. Pengalaman backpacker like no other. Yang paling membuat penasaran adalah Samarkand dan Bukhara, kota kuno yang bercahaya di zaman Islam. Asia Tengah, negeri 'terkurung' yang rupanya membuat tercengang. Bersyukur pernah membaca buku ini. Sekarang kalau ditanya tentang nama-nama negara berakhiran -stan, insyaallah sudah bisa jawab. Hehe.
Garis batasPerjalanan di negeri-negeri asia tengah ; bermula dari Tajikistan, Lalu Kirgiztan, disambung dengan Kazakhstan, di sambung lagi ke Uzbekistan dan diakhiri di Turkmenistan.Semuanya, menyembunyikan hal-hal indah dan kocak (?) yang baru saya ketahui. Penulisnya, Mas Agustinus pandai sekali meracik kata dan pengalamannya. Kocak yang membuat saya senyum-senyum sendiri ketika membacanya. Jadi malu, ketika di kursi tunggu stasiun malah cekakan sendiri. habisnya konyol-konyol sih kebiasaan di
Garis batas mengingatkan saya tentang pidato pengukuhan Guru Besar Pak Kayam tentang kotak-kotak akademik, kali ini Agustinus Wibowo membawa kotak-kotak kemanusiaan bernama etnisitas, negara dan sebagainya. Sebagai buku perjalanan, kedalaman yang dihadirkan buku ini mengingatkan saya pada Rethinking Geopolitics, yang mengisahkan betapa nisbi garis batas itu. Garis batas itu pun tak lebih dari konstruksi yang dibelakangnya ada faktor kekuasaan dan kekuatan politik yang memiliki kepentingannya.
saya tidak tahu ini buku jenis/genrenya apa, tapi buku ini menjadi pertamakali yang saya baca tentang bagaimana kehidupan di luar negeri khususnya di negara yang biasa kita sebut "Arab", negara-negara stan (afganistan,turmnekistan,pakistan.etc), konflik maupun kebersamaan yang mereka alami dan juga para pengunjung ke negara/kota mereka. sangat menarik untuk membuka pandangan kita terhadap kritik sosial dunia.
Buku ini sudah aku beli dari tahun 2011. Well, udah 6 tahun. Kenapa nggak dibaca juga? I dunno. No idea. Padahal buku Selimut Debu dan Titik Nol udah aku baca. Titik Nol bahkan masih jadi buku no.1 sebagai buku yang aku favoritin sejagat raya #alagh.Lalu kenapa? kenapa? kenapa? kalau kata Tere Liye mah udah jelas : Ya belum dibaca aja. Titik. So, aku sampe sekarang juga heran kenapa bisa dianggurin 6 tahun lebih buku ini. Padahal genrenya aku suka banget, ditulis sama penulis fav dan buku ini
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.