Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3)
Genduk Duku, sahabat Rara Mendut yang membantunya menerobos benteng Keraton Mataram dan melarikan diri dari kejaran Tumenggung Wiraguna. Setelah kematian Rara Mendut dan Pranacitra, Genduk Duku menjadi saksi perseteruan diam-diam antara Wiraguna dan Pangeran Aria Mataram, putra mahkota yang kelak bergelar Sunan Amangkurat I dan sesungguhnya juga jatuh hati kepada Rara Mendut - perempuan rampasan yang oleh ayahnya dihadiahkan kepada panglimanya yang berjasa.
Lusi Lindri, anak Genduk Duku dipilih menjadi anggota pasukan pengawal Sunan Amangkurat I oleh Ibu Suri. Lusi Lindri menjalani kehidupan penuh warna di balik dinding-dinding istana yang menyimpan ribuan rahasia dan intrik-intrik jahat. Sebagai istri perwira mata-mata Mataram, ia tahu banyak... Bahkan terlalu banyak... Semakin lama nuraninya semakin terusik melihat kezaliman junjungannya. Tiada pilihan lain! Bulat sudah tekadnya, baginya lebih baik mati sebagai pemberontak penentang kezaliman daripada hidup nyaman bergelimang kemewahan.
rate 3.5 aja buat buku ini
Sebenarnya saya membaca buku karangan Romo Mangun ini sudah beberapa tahun yang lalu. Namun sayang, pada saat itu, saya masih belum terlalu akrab dengan Goodreads. Oleh karenanya, saya putuskan untuk membaca ulang buku ini sekedar me"refresh" memori saya. Buku ini sebenarnya terbagi dalam tiga bagian. Bagian pertama menceritakan tentang Rara Mendut. Bagian kedua menceritakan tentang Genduk Duku, dan yang terakhir menceritakan tentang Lusi Lindri. Ketiganya bagi saya merupakan gambaran perempuan
ANJRIT, kesel gak sih lo, lagi asyik-asyik nulis review hape pakai mati segala padahal udah masuk paragraf keempat. Padahal buat nyelesain buku ini butuh perjuangan karena tebelnya 806 halaman dengan tema cerita klasik abad 17 yang harus dihayati kalimat perkalimat sementara besok buku udah harus saya balikin supaya bisa minjem yang lain, padahal kesempatan baca buku saya makin dikit karena kesibukan, kebetulan aja ini lagi sakit, diare, karena makan pedes & gak teratur, jadilah gak bisa
Perempuan ibarat Keris.Inilah analogi yang paling tersirat dalam kisah ini. Keris bagi orang Jawa adalah simbol kehormatan dan kesaktian. Dirawat khusus, dibelai khusus, denganpenuh penghormatan, dan sekaligus diperalat. Begitu pulalah kondisi perempuan yang dianggap cantik di masa menjelang redupnya kekuasaan Mataram. Perempuan adalah simbol kehormatan. Karenanya, ketika perempuan milik seorang penguasa diganggu, maka sama saja dengan menghancurkan kehormatan si penguasa. Seperti keris, yang
Sudah baca Rara Mendut-nya (bintang 4,5). Tapi udah kehilangan semangat pas baca Genduk Duku, apalagi Lusi Lindri.
Trilogi ini mungkin setebal bantal, tetapi ini "bantal" yang sulit ditutup lagi jika kita sudah membukanya. Trilogi Rara Mendut membawa kita menjelajahi kehidupan tiga generasi perempuan Jawa: Rara Mendut, Genduk Duku dan Lusi Lindri. Ketiganya digambarkan sebagai perempuan Jawa yang "nyebal tatanan," yaitu para perempuan yang tidak berlaku layaknya gambaran perempuan ideal. Rara Mendut, Genduk Duku dan Lusi Lindri adalah contoh feminis sejati. Mereka kuat, tangguh, cerdik, tak segan berontak
Y.B. Mangunwijaya
Hardcover | Pages: 806 pages Rating: 4.19 | 730 Users | 44 Reviews
Identify Epithetical Books Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3)
Title | : | Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3) |
Author | : | Y.B. Mangunwijaya |
Book Format | : | Hardcover |
Book Edition | : | Special Edition |
Pages | : | Pages: 806 pages |
Published | : | April 1st 2008 by PT Gramedia Pustaka Utama (first published 2008) |
Categories | : | Novels. Asian Literature. Indonesian Literature. Fiction |
Rendition To Books Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3)
Rara Mendut, budak rampasan yang menolak diperistri oleh Tumenggung Wiraguna demi cintanya kepada Pranacitra. Dibesarkan di kampung nelayan pantai utara Jawa, ia tumbuh menjadi gadis yang trengginas dan tak pernah ragu menyuarakan isi pikirannya. Sosoknya dianggap nyebal tatanan di lingkungan istana di mana perempuan diharuskan bersikap serba halus dan serba patuh. Tetapi ia tak gentar. Baginya, lebih baik menyambut ajal di ujung keris Sang Tumenggung daripada dipaksa melayani nafsu panglima tua itu.Genduk Duku, sahabat Rara Mendut yang membantunya menerobos benteng Keraton Mataram dan melarikan diri dari kejaran Tumenggung Wiraguna. Setelah kematian Rara Mendut dan Pranacitra, Genduk Duku menjadi saksi perseteruan diam-diam antara Wiraguna dan Pangeran Aria Mataram, putra mahkota yang kelak bergelar Sunan Amangkurat I dan sesungguhnya juga jatuh hati kepada Rara Mendut - perempuan rampasan yang oleh ayahnya dihadiahkan kepada panglimanya yang berjasa.
Lusi Lindri, anak Genduk Duku dipilih menjadi anggota pasukan pengawal Sunan Amangkurat I oleh Ibu Suri. Lusi Lindri menjalani kehidupan penuh warna di balik dinding-dinding istana yang menyimpan ribuan rahasia dan intrik-intrik jahat. Sebagai istri perwira mata-mata Mataram, ia tahu banyak... Bahkan terlalu banyak... Semakin lama nuraninya semakin terusik melihat kezaliman junjungannya. Tiada pilihan lain! Bulat sudah tekadnya, baginya lebih baik mati sebagai pemberontak penentang kezaliman daripada hidup nyaman bergelimang kemewahan.
Itemize Books During Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3)
Original Title: | Rara Mendut: Sebuah Trilogi |
ISBN: | 9792236171 (ISBN13: 9789792236170) |
Edition Language: | Indonesian URL http://www.gramedia.com/buku_detail.asp?id=ICRO1918&kat=4 |
Series: | Trilogi Roro Mendut #1-3 |
Characters: | Lusi Lindri, Rara Mendut |
Rating Epithetical Books Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3)
Ratings: 4.19 From 730 Users | 44 ReviewsNotice Epithetical Books Rara Mendut: Sebuah Trilogi (Trilogi Roro Mendut #1-3)
rate 3.5 aja buat buku ini
Sebenarnya saya membaca buku karangan Romo Mangun ini sudah beberapa tahun yang lalu. Namun sayang, pada saat itu, saya masih belum terlalu akrab dengan Goodreads. Oleh karenanya, saya putuskan untuk membaca ulang buku ini sekedar me"refresh" memori saya. Buku ini sebenarnya terbagi dalam tiga bagian. Bagian pertama menceritakan tentang Rara Mendut. Bagian kedua menceritakan tentang Genduk Duku, dan yang terakhir menceritakan tentang Lusi Lindri. Ketiganya bagi saya merupakan gambaran perempuan
ANJRIT, kesel gak sih lo, lagi asyik-asyik nulis review hape pakai mati segala padahal udah masuk paragraf keempat. Padahal buat nyelesain buku ini butuh perjuangan karena tebelnya 806 halaman dengan tema cerita klasik abad 17 yang harus dihayati kalimat perkalimat sementara besok buku udah harus saya balikin supaya bisa minjem yang lain, padahal kesempatan baca buku saya makin dikit karena kesibukan, kebetulan aja ini lagi sakit, diare, karena makan pedes & gak teratur, jadilah gak bisa
Perempuan ibarat Keris.Inilah analogi yang paling tersirat dalam kisah ini. Keris bagi orang Jawa adalah simbol kehormatan dan kesaktian. Dirawat khusus, dibelai khusus, denganpenuh penghormatan, dan sekaligus diperalat. Begitu pulalah kondisi perempuan yang dianggap cantik di masa menjelang redupnya kekuasaan Mataram. Perempuan adalah simbol kehormatan. Karenanya, ketika perempuan milik seorang penguasa diganggu, maka sama saja dengan menghancurkan kehormatan si penguasa. Seperti keris, yang
Sudah baca Rara Mendut-nya (bintang 4,5). Tapi udah kehilangan semangat pas baca Genduk Duku, apalagi Lusi Lindri.
Trilogi ini mungkin setebal bantal, tetapi ini "bantal" yang sulit ditutup lagi jika kita sudah membukanya. Trilogi Rara Mendut membawa kita menjelajahi kehidupan tiga generasi perempuan Jawa: Rara Mendut, Genduk Duku dan Lusi Lindri. Ketiganya digambarkan sebagai perempuan Jawa yang "nyebal tatanan," yaitu para perempuan yang tidak berlaku layaknya gambaran perempuan ideal. Rara Mendut, Genduk Duku dan Lusi Lindri adalah contoh feminis sejati. Mereka kuat, tangguh, cerdik, tak segan berontak
0 comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.